PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu pilar pembangunan suatu bangsa dan
melalui pertanian kebutuhan pangan akan tercukupi. Presiden Soekarno ketika
meletakkan batu pertama pembangunan kampus IPB pada tahun 1952 mengingatkan
bahwa persoalan persediaan pangan bagi bangsa Indonesia merupakan “soal hidup
atau mati”. Jawaharial Nehru pun pernah mengatakan,“Everything can
wait, not agriculture. First of all, obviously, we must have enough food.
Secondly, other necessities … “. Pangan merupakan kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi oleh setiap individu dan dengan terpenuhinya pangan secara
kuantitas dan kualitas untuk setiap individu maka dipastikan akan menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Ketersediaan pangan merupakan salah satu
kunci dalam mencapai Target Pembangunan Milenium 2015 (Millenium Development
Goals-MDGs) dalam hal mengurangi kelaparan.
Keberhasilan di bidang
pertanian tak lepas dari dukungan para penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian
merupakan ujung tombak dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian untuk
mencapai cita-cita luhur founding father bangsa ini, yaitu kedaulatan pangan
–bukan sekedar swasembada atau ketahanan pangan saja. Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat
pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket
teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman
nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan
konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang
lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar
mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan
oleh penyuluh pertanian.
Tujuan
penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan
pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang
tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan
(better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih
sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat,
memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta
mendampingi petani untuk: (1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang
mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2) Membantu mereka menemukan
masalah; (3) Membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan
masalah; (4) Membantu mereka mengambil keputusan, dan (5) Membantu mereka
menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya.
Keberhasilan
penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya petani, pengusaha
pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya
secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala
rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya
usaha tersebut diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu
berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada
peningkatan pendapatan daerah.
Ke
depan arah pembangunan, menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui
pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini
akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang
berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga kesinambungan dan
ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan
petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani
dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan,
terampil, cakap dalam membaca peluang pasar dan mampu menyesuaikan diri
terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertanian. Di
sinilah pentingnya penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM
yang berkualitas.
PEMBAHASAN
Peran
penyuluh pertanian dalam memajukan pertanian di Indonesia tentunya tidak
diragukan lagi, mereka memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan informasi para petani diseluruh pelosok negeri ini. kita harus
mengetahui dulu apa sebenarnya definisi dari penyuluh pertanian tersebut?
Menurut Suriatna (1973) menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah suatu
pendekatan non formal untuk para petani dan keluarganya, untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri dan masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut
tentunya kita berharap keberadaan penyuluh pertanian menjadi ujung tombak dalam
peningkatan kesejahteraan para petani. Namun bagaimana mau meningkatkan
kesejahteraan para petani, kalau para penyuluhnya saja tidak sejahtera dan
kurang profesional? Bukan berarti penyuluh pertanian yang sekarang ada di
seluruh pelosok negeri tidak sejahtera dan tidak profesional, akan tetapi mengenai
hal ini menjadi pertanyaan besar bagi saya, namun pertanyaan kembali muncul
apakah untuk memajukan kesejahteraan petani petugasnya dulu harus sejahtera dan
profesional? Untuk itu diperlukan salah satu kajian dan evaluasi yang lebih
transparan mengenai eksistensi penyuluh pertanian diseluruh Indonesia sehingga
tercipta petugas-petugas yang memiliki kinerja yang lebih profesional.
Bagaimana menciptakan
penyuluh yang profesional tersebut? Tentunya tidak mudah dijawab karena hal ini
diperlukan suatu perumusan-perumusan terlebih dahulu sesuai dengan identifikasi
masalah dari masing-masing daerah, karena kemungkinan setiap daerah mempunyai
permasalahan yang berbeda-beda. Namun kita akan membahas pada kesempatan ini
secara umum saja yaitu, bagaimana menciptakan penyuluh pertanian yang
profesional untuk meningkatan kesejahteraan para petani di pedesaan yaitu
jadilah penyuluh pertanian sebagai pendidik, manajer, pemimpin, inovator, dan
motivator atau saya lebih senang menyebutnya dengan EMLIM (Education, manager,
leader, inovator and motivator).
Pertama, Penyuluh
pertanian sebagai pendidik adalah jelas mereka harus mampu meningkatkan
pengetahuan-pengetahuan dan wawasan para petani sehingga mereka bisa
mendapatkan informasi-informasi yang up to date mengenai perkembangan dan
teknik-teknik pertanian. Disinilah seorang petugas penyuluh pertanian harus
bisa responsif terhadap perkembangan arus teknologi, sekarang banyak sekali
teknologi seperti internet yang menyediakan berbagai jutaan bahkan milyaran
informasi yang bisa bermanfaat bagi para peningkatan kesejahteraan para petani. Pesatnya perkembangan teknologi informasi
merupakan salah satu faktor terbesar untuk perubahan penyuluhan, yaitu dengan
adanya banyak kemungkinan untuk aplikasi potensi teknologi dalam penyuluhan
pertanian. Teknologi informasi akan membawa informasi baru layanan ke
daerah pedesaan di mana para petani, sebagai pengguna, akan memiliki kontrol
jauh lebih besar, dari saluran informasi masa lalu. Petani pun akan lebih
banyak mendapatkan informasi yang nantinya dapat dipilih mana yang sesuai
dengan usaha taninya.
Kedua, selain menjadi
pengajar seorang penyuluh pertanian juga harus dapat menjadi seorang manajer
artinya mereka harus bisa merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan penyuluhannya dengan baik, sehingga petugas
penyuluh pertanian mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman atau dikenal dengan (SWOT) pada suatu wilayah kerjanya dan setelah bisa
diidentifikasi atau dianalisis maka diperlukan suatu penyusunan manajemen
strategi yang dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: diagnosa, perencanaan,
dan penyusunan dokumen rencana. Tahap diagnosa, dimulai dengan pengumpulan
berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. Kajian lingkungan internal
bertujuan untuk memahami kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dalam
pengelolaan petani, kelompok tani atau gabungan kelompok tani, sedangkan kajian
lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkapakan peluang (opportunities) dan
tantangan (threats). Kemudian Tahap perencanaan yang dimulai dengan menetapkan
visi dan misi. Visi adalah gambaran tentang keadaan yang diinginkan dimasa
depan, artinya petugas penyuluh pertanian harus mampu merumuskan apa yang
diinginkan oleh para petani yang dibinaannya. Sedangkan misi ditetapkan dengan
mempertimbangkan rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas dari luar dan
keinginan dari dalam) yang berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang
dihadapi saat ini. Strategi pengembangan dirumuskan berdasarkan misi yang
diemban dan dalam rangka menghadapi isu utama (isu stragteis). Urutan strategis
pengembangan harus disusun dengan isu-isu utama dalam rumusan strategi
pengembangan dapat dibedakan menurut kelompok strategi, dengan rincian dapat
terdiri atas tiga tingkat, seperti kelompok strategi, sub kelompok dan rincian
strategi. Tahap penyusunan rencana strategi. Rumusannya tidak perlu terlalu
tebal, supaya mudah dipahami dan dapat dilaksanakan secara luwes. Perumusan
rencana strategi dapat dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan
temuan, penyelesaian akhir perlu menununggu hingga semua keputusan atau rumusan
telah ditetapkan.
Ketiga, Ari Ginanjar
Agustian (2003) penemu model ESQ mengatakan “Jadilah pemimpin karena pengaruh
anda, bukan karena hak anda” menurutnya pemimpin adalah pengaruh, dalam hal ini
penyuluh pertanian merupakan pemimpin yang akan memberikan pengaruh terhadap
keberadaan para petani, maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap,
setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain
yang ada disekitar anda. Anda sekiranya sekarang dapat menyadari bahwa segala
perbuatan dan tingkah laku yang anda buat akan menciptakan diri anda menjadi
seorang pemimpin. Seorang pemimpin bagaimanapun tipikal dan gaya memimpinnya,
semua sangat tergantung dengan prinsip yang dianut. Sebaliknya lingkungan akan
bisa membuat anda menjadi seorang pengikut, disadari atau tanpa disadari, dan
biasanya orang memiliki prinsip yang teguh akan menjadi seorang pemimpin besar,
melalui pengaruhnya yang kuat.
Keempat, dalam rangka
melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, petugas penyuluh pertanian
harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan petani, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,
memberikan teladan kepada seluruh petani binaannya, dan mengembangkan
model-model teknologi serta gagasan yang selalu inovatif. Hal ini akan
tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif,
delegatif, inegratif, rasional, dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin,
serta adaptabel dan fleksibel. Sehingga dia mampu mencari, menemukan dan
melaksanakan berbagai pembaharuan di wilayah petani binaannya.
Kelima, sebagai
motivator, petugas penyuluh pertanian harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada para petani dalam melakukan berbagai tantangan yang
dihadapinya misalnya bila hasil panen kurang menguntungkan atau lain
sebagainya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,
disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.
Ke
depan peran penyuluhan pertanian diposisikan pada posisi yang strategis di mana
kelembagaan penyuluhan pertanian berada dan dapat berhubungan langsung dengan
bupati, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul terkoordinir
dan bisa berjalan efektif dan efisien. Pembangunan pertanian merupakan bagian
terpenting dari pembangunan sebagian besar daerah di Indonesia dan untuk
membangunnya perlu ditunjang dengan SDM yang berkualitas.
Dalam
upaya memenuhi kebutuhan pokok, perlu melakukan upaya perluasan areal tanam,
peningkatan indeks pertanaman dan menggenjot produktivitas tanaman. Namun hal
yang cukup fundamental, mentalitas petani sebagai pelaku usaha tani perlu
diperhatikan. Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada
nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi
usaha tani yang lain yang lebih menguntungkan.
Karena
itu petani kita perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up to date agar tumbuh
motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk
maju demi nusa bangsa kita Indonesia. Di masa depan, penduduk pedesaan pasti akan semakin lebih
berpendidikan, sementara dengan adanya paparan dari media massa akan terus
mengurangi isolasi terhadap informasi, gagasan, dan kesadaran dari situasi baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. konteks. Namun, paparan ini tidak akan
mengurangi kebutuhan mereka terhadap penyuluhan. Sebaliknya, mengingat
perubahan tuntutan terhadap produsen pertanian dari adanya pertumbuhan
penduduk, peningkatan urbanisasi, perubahan legislatif, dan persyaratan pasar,
pelaku pertanian tetap akan memerlukan berbagai jenis layanan penyuluhan.
Swanson et al (1997) menyatakan
bahwa kebutuhan informasi pertanian dan jasa konsultasi dalam masa mendatang
akan lebih intensif dibutuhkan oleh petani, karena di sebagian besar dunia,
pertanian menghadapi tantangan sejalan dengan cepat meningkatkan populasi
dengan beberapa cadangan lahan yang berpotensi ditanami. Petani harus menjadi
lebih efisien dan efektif dalam usaha taninya. Dari perspektif pemerintah,
prioritas apa yang diberikan untuk produksi, penyuluhan tetap menjadi sebuah
alat kebijakan utama untuk mempromosikan ekologis dan sosial praktek-praktek
pertanian berkelanjutan. Beberapa perkembangan terakhir yang paling menjanjikan
dalam metodologi penyuluhan telah terjadi di mana agenda utama adalah
lingkungan. Selain itu penyuluh tidak lagi dilihat sebagai ahli yang memiliki
semua informasi yang berguna dan solusi teknis, tetapi petani sendiri ternyata
juga memiliki pengetahuan dan kecerdikan, secara individu dan kolektif.
(Garforth cit Swanson, 1997) menyatakan bahwa kedepannya penyuluh
membutuhkan keahlian baru dari negosiasi, resolusi konflik, dan memelihara
organisasi masyarakat muncul.
Untuk membangun itu semua, penyuluhan pertanian memegang peranan yang cukup
strategis. Agar penyuluhan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien, UU No.
16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(SP3K) yang mengatur penyelenggaraan penyuluhan, hendaknya dapat
diimplementasikan, tentunya menghendaki adanya kearifan lokal dari otonomi
daerah.
Adanya UU ini merupakan
jaminan keberlangsungan penyuluhan di Indonesia. Melihat banyaknya
badan/institusi dalam kelembagaan pernyuluhan sebagai hasil dari amanat UU ini
diharapkan memperkuat posisi penyuluhan asalkan terjadi koordinasi yang jelas
antar institusi tersebut. Dengan adanya UU SP3K ini sudah seharusnya target
dari Kementrian terkait yang melalui program mampu dicapai dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi. UU SP3K merupakan dukungan untuk revitalisasi
penyuluhan pertanian. Kedepannya dengan adanya revitalisasi penyuluhan
pertanian dapat lebih mengoptimalkan peran dari petani, penyuluh, maupun
pihak-pihak terkait, yang nantinya mampu mendukung program-program dari
Kementrian Pertanian yang melibatkan penyuluhan. Revitalisasi penyuluhan
pertanian bukan sekedar menjadikan petani berubah pengetahuan, sikap, dan
keterampilannya saja, melainkan juga menjadikan petani lebih mandiri dan
beradab dalam tata kelola usaha budidayanya, petani mampu mentaati tatanan
sosial serta arif dalam pemanfaatan sumber daya. Yang pada akhirnya menjadikan
petani lebih sejahtera.
Di
sisi lain produktivitas tanaman pokok memiliki peluang yang lebih besar untuk
ditingkatkan melalui pergantian varietas dengan varietas unggul baru, penerapan
teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu dan memasyarakatkan pengembangan tanaman
hibrida. Jika ketiga peluang ini dapat dilaksanakan dengan baik, niscaya
kebutuhan pokok dapat dipenuhi dari produksi daerah sendiri sehingga impor
makanan pokok tidak diperlukan lagi.
KESIMPULAN
- Seorang penyuluh
yang berkualitas akan meningkatkan SDM yang berimbas pada peningkatan SDA
sehingga kebutuhan pokok dapat di penuhi dari produksi daerah sendiri
- Penyuluhan pertanian bukan sekedar menjadikan petani
berubah pengetahuan, sikap, dan keterampilannya saja, melainkan juga
menjadikan petani lebih mandiri dan beradab dalam tata kelola usaha
budidayanya, petani mampu mentaati tatanan sosial serta arif dalam
pemanfaatan sumber daya. Yang pada akhirnya menjadikan petani lebih sejahtera.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar