Sabtu, 24 Mei 2014

laporan pengujian benih

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  latar Belakang

Benih merupkan simbol dari suatu permulaan, yang merupakan inti dari kehidupan di alam semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju (Sadjad, 1977 dalam Sutopo, 2010 : 1-2).
Faktor benih sangat menentukan keberhasilan produksi . Suatu fenomena yang terjadi bahwa kebanyakan benih – benih saat ini memiliki daya viabilitas serta vigor benih tidak sejalan dengan apa yang diharapkan untuk mampunya benih padi itu tumbuh. Petani sering dirugikan dengan kondisi benih dengan kualitas yang sangat rendah, sehingga berdampak pada biaya budidaya yang lebih tinggi yang tidak sebanding dengan hasil produksi padi pada akhirnya.
Menurut Sutopo (2010 : 2), benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan karena merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimal. Mutu benih mencakup pengertian : (1) Mutu genetik yaitu penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetik  dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar. (2) Mutu fisiologis yaitu menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Serta (3) Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik, antara lain dari ukuran dan homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain, biji gulma dan dari berbagai kontaminan lainnya, serta kemasan  yang menarik.
Benih yang dikatakan memiliki daya pertumbuhan baik adalah benih dengan viabilitas mencapai 80% ke atas. Benih dengan viabilitas tinggi tentunya memiliki daya vigor benih yang kuat, karena didukung oleh komponen cadangan makanan dalam biji yang cukup untuk menopang pertumbuhan awal dari biji sebelum memperoleh makanan dari dalam tanah. Untuk dapat mengetahui hal – hal tentang viabilitas dan daya vigor benih tentunya harus dilakukan dengan sebuah penelitian. Pengujian benih sangat penting, untuk benih – benih yang akan dipasarkan untuk dibudidayakan oleh petani, sebab benih yang akan diedarkan kepada konsumen (petani) harus benih yang baik (mutu genetik, fisik, dan fisiologis) Benih merupakan benda hidup yang mempunyai sifat genetis dan fisiologis sehingga perlu penanganan secara sungguh-sungguh agar tidak cepat mati atau tidak tumbuh dan kemurniannya tetap terjaga, yang diperlihatkan oleh pertumbuhannya yang seragam dan produktivitasnya sesuai dengan deskripsi. Kondisi benih yang beredar di Indonesia sangat variatif tingkat mutunya, seperti mutu tidak sesuai standar, kadaluarsa dll, sehingga sangat merugikan petani.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
-          Pengujian mutu benih
-          Pengujian rutin benih
-          Pengujian khusus mutu benih di laboratorium


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengujian Mutu Benih
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu proses produksi benih di samping pemeriksaan lapangan, penanganan hasil produksi dan pelabelan. Laboratorium berperan besar dalam menyajikan data hasil uji yang tepat, akurat dan tak terbantahkan baik secara ilmiah maupun hukum, dimana data tersebut harus memenuhi persyaratan :
1.      Obyektif, data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang   sebenarnya.
2.       Representatif, datamewakili lot benih.
3.       Teliti dan tepat data terjamin kebenarannya.
4.       Tepat waktu sesuai dengan kebutuhan pada sat tertentu.
5.       Releven, menunjang persoalan yang dihadapi.
Data hasil pengujian contoh benih mencerminkan mutu lot benih, dimana contoh tersebut diambil dan dari kata tersebut dapat ditentukan masa berlaku label. Adapun faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian yang dilakukan laboratorium, yaitu:
1.       Personal yang kompeten.
2.       Kondisi akomodasi dan lingkungan.
3.       Metode pengujian dan validasi metoda.
4.       Peralatan yang terkalibrasi dan terawat.
5.       Ketetelusuran pengujuran.
6.       Tata cara Pengambilan contoh yang benar.
7.       Penanganan terhadp contoh yang akan diuji.
8.       Jaminan mutu hasil pengujian.
9.       Laporan hasil uji.
Adapun jaminan mutu hasil pengujian merupakan salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam penerapan SNI ISO/IEC 17025 : 2008.
Pengujian yang dilakukan oleh laboratorium penguji benih merupakan bagian daripengambilan keputusan yang sangat penting sehingga diperlukan suatu mekanisme untuk membantu keabsahan data yang dikeluarkan laboratorium yang bersangkutan.
Pengujian benih laboratoris bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang mutu suatu kelompok benih yang digunakan untuk keperluan sertifikasi, pelabelan atau ceking mutu.

2.2 Pengujian rutin

1.       Penetapan Kadar Air
Kadar air adalah kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkanhilangnya kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam persen. Kadar air yang terkandung di dalam benih akan sangat mempengaruhi kualitas fisiologis benih.Bahkan untuk kondisi tertentu dapat berpengaruh juga terhadap kualitas fisik benih. Kandungan kadar air benih juga menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada kegiatan pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran benih serta kemampuan benih dalam mempertahankan viabilitasnya selama penyimpanan.
Penetapan kadar air benih dapat dilakuakan dengan dua metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam Sutopo (2002), pada prinsipnya metode yang digunakan dalam menentukan kadar air ada dua macam yaitu:
a.       Metode praktis/langsung
Metode ini mudah dilaksanakan tetapi hasilnya seringkali kurang akurat karena rentang nilai hasil pengujian dari beberapa kali ulangan seringkali terlalu besar, yang termasuk metode ini adalah metode Calcium carbide, Metode Electric moisture meter, dan lain-lain.
b.       Metode dasar/tidak langsung
Dalam metode ini kadar air ditentukan dengan mengukur kehilangan berat yang diakibatkan oleh pengeringan/pemanasan pada kondisi tertentu, dan dinyatakan sebagai persentase dari berat mula-mula. Yang termasuk dalam metode dasar adalah metode Oven, metode Destilasi, Metode Karl Fisher dan lain-lain.

2.       Pengujian Daya Kecambah
Tujuan pengujian daya berkecambah adalah untuk menentukan potensi perkecambahan maksimal suatu lot benih, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot-lot yang berbeda serta untuk menduga nilai pertanaman di lapang. Persentase daya berkecambah menunjukkan proporsi jumlah benih yang menghasilkan kecambah normal di kondisi dan dalam periode pengujian tertentu.
Metode perkecambahan dengan pengujian dilaboratorium untuk menentukan persentase perkecambahan total. Pengujian ini dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur penting dari embrio, yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang optimum. Sedangkan kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah yang abnormal (Sutopo, 2002).

3.       Kesegaran Benih
Uji kesegaran biji dilakukan berdasarkan  pada tingkat kesegaran jaringan endosperm. Biji yang masih segar dinilai masih viabel dan sebaliknya (Siagian,2010). Pengujian ini dalam tanaman perkebunan biasanya dilakukan pada biji karet. Pengujian dilakukan dengan mengupas cangkang biji karet yang kemudian dibelah memanjang (membujur) menjadi dua belahan yang sama, kemudian dikelompokkan dalam kelas-kelas berdasarkan tingkat kesegaran jaringan endosperm.

Biji yang termasuk dalam kelas I dan II dianggap masih viabel, sedangkan kelas III dan IV dianggap sudah kehilangan viabilitasnya. Jika kesegaran tinggi, maka daya kecambahnya juga tinggi dan persentase kesegaran biji tidak kurang dari 70%.
4.       Analisa Kemurnian
Analisa kemurnian benih merupakan kegiatan menelaah kepositifan fisik benih dari tiga komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Namun pada benih tanaman perkebunan jarang ditemukan kotoran dalam lot benih karena umumnya benih besar.




2.3 Pengujian Khusus Mutu Benih di Laboratorium

1.       Penetapan berat 1000 butir,
Penentuan berat untuk 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi jenis. Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran berat 1000 butir benih adalah untuk mengetahui berat setiap kelompok benih per1000 butir benih dan menentukan efisiensi penentuan berat 1000 butir yang dinyatakan dalam gram. Penentuan berat 1000 butir dapat dipergunakan untuk mengetahui jumlah benih per kg dari suatu jenis yang dapat dijadikan standar dalam perencanaan kebutuhan benih untuk persemaian maupun penanaman.
2. Pengujian viabilitas benih secara biokemis
Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan, Selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial benih (Sadjat, 1993). Pengujian viabilitas benih secara biokemis salah satunya adalah dengan uji tetrazolium. Disebut uji biokemis karena uji tetrazolium mendeteksi adanya proses kimia yang berlangsung di dalam sel-sel benih khususnya sel-sel embrio. Adapun kegunaan uji tetrazolium antara lain untuk mengetahui viabilitas benih yang segera akan ditanam, untuk mengetahui viabilitas benih dorman, untuk mengetahui hidup atau matinya benih segar tidak tumbuh dalam pengujian daya berkecambah benih.
3.Pengujian vigor benih
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengindikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada kisaran kondisi lapang yang luas. Pengujian vigor benih bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang nilai daya tumbuh (planting value) dalam kondisi lingkungan kisaran luas dan atau potensi penyimpanan dari lot benih.
4.       Pengujian Kesehatan Benih
Kesehatan benih terutama ditandai oleh ada tidaknya penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti cendawan, bakteri, virus dan penyakit. Tujuan pengujian kesehatan benih adalah untuk menentukan status (keadaan) kesehatan contoh benih dan kesehatan lot benih darimana benih tersebut berasal.
5.       Pengujian Spesies dan Varietas
Pengujian spesies dan varietas dilaksanakan bergantung pada species, varietas atau karakter spesifik apakah pada benih, kecambah atau tanaman yang lebih dewasa dilaboratorium atau yang ditanam di rumah kaca, petak percobaan. Hasil pengujian dikatakan valid jika species atau varietas disebutkan (dinyatakan) oleh pemohon dan tersedia standar yang akan dibandingkan. Untuk membandingkan karakter dapat dilakukan secara morfologi, fisiologi, sitologi atau kimia.
6.       Penetapan Heterogenitas Lot Benih
Kehomogenan mungkin tidak tercapai secara sempurna, tetapi pencampuran yang baik diharapkan sedapat mungkin benih dalam lot benih tersebut dapat homogen. Terdapat tiga pengujian dalam menentukan heterogenitas antara lain persentase berat komponen kemurnian, persentase komponen pengujian perkecambahan dan total benih atau jumlah dari spesies tunggal dalam penetapan benih lain berdasarkan jumlahnya.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  • Pengujian benih dilakukan untuk mengetahui kualitas benih melalui beberapa tahapan yaitu pengujian mutu, penguian rutin, pengujian khusus mutu benih di laboratorium
  • Faktor benih sangat menentukan keberhasilan produksi
  • Benih merupakan benda hidup yang mempunyai sifat genetis dan fisiologis sehingga perlu penanganan secara sungguh-sungguh agar tidak cepat mati atau tidak tumbuh dan kemurniannya tetap terjaga
















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Reivan Nachreson Saragih, 2013. Pentingnya Pengujian Benih Tanaman. http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpmedan/berita-181-pentingnya-pengujian-benih-tanaman.html
Dinas pertanian daerah istimewa yogyakarta, Kamis, 21 Juli 2011. 11:58. Pengujian mutu benih laboratorium. http://distan.pemda-diy.go.id/distan11/index.php?option=com_content&view=article&id=8072:pengujian-mutu-benih-laboratorium&catid=41:artikel&Itemid=514
BBPPTP medan, selasa, 28 mei 2013, 13:45 WIB. Pengujian Mutu Benih Tanaman perkebunan. http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpmedan/berita-200-pengujian-mutu-benih-tanaman-perkebunan.html


















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar